“Ini fenomena baru yang perlu menjadi perhatian bersama,” katanya.
Perceraian tidak hanya berdampak pada suami dan istri, tetapi juga memicu persoalan sosial yang lebih besar. Banyak kasus kemiskinan baru, kerentanan anak, dan masalah sosial lain yang bermula dari keluarga yang tidak utuh.
“Kondisi keluarga yang tidak harmonis merupakan salah satu akar masalah sosial,” kata dia.
Oleh karena itu, ia berharap Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4) menjadi ruang pendampingan efektif bagi keluarga muda di tengah meningkatnya angka perceraian nasional tersebut.
“Ini panggilan kemanusiaan. Usahakan perceraian itu ditunda, dicari solusinya. BP4 harus benar-benar hadir untuk menolong keluarga yang sedang berada di persimpangan, agar rumah tangganya kembali pulih,” pungkasnya.