Menurutnya, penguatan prokes sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus aktif virus corona setelah periode Natal dan Tahun Baru. Apalagi, kata dia pada tahun sebelumnya terjadi penambahan kasus Covid-19 usai masa libur akhir tahun tersebut.
Dia menyampaikan, hal itu harus dijadikan pembelajaran dan evaluasi agar hal yang serupa tidak kembali terulang. Dengan begitu, tren positif pengendalian Covid-19 yang dewasa ini sudah baik dapat dipertahankan meskipun usai Nataru.
"Tentunya ini semua harus dilakukan untuk menjaga agar Covid-19 yang saat ini telah kita kendalikan dan hasilnya cukup baik di mana Positivity Rate dibawah 1," katanya.
Penanganan dan pengendalian Covid-19 yang terus berjalan optimal, diharapkan tidak ada lonjakan di akhir hingga awal 2022. Dia menekankan, kepada seluruh pihak untuk tidak abai dan lengah dalam menghadapi Pandemi Covid-19.
Apalagi, di 160 negara, saat ini sedang menghadapi varian baru Covid-19, yakni Omicron. Di Indonesia sendiri, berdasarkan informasi Kemenkes telah ditemukan kasus Omicron.
"Semua yang telah kita raih bisa kita pertahankan. Apalagi saat ini kita tahu bahwa varian baru sedang berkembang hampir 160 negara dan delapan sudah masuk ke Indonesia. Sehingga mau tidak mau kita tetap harus laksanakan protokol kesehatan secara kuat," ucapnya.