Kegiatan ini mampu menyerap antara 100 hingga 200 warga binaan, tergantung kapasitas produksi yang berjalan.
Selain pengolahan sabut kelapa, warga binaan Lapas Garut juga terlibat dalam berbagai kegiatan produktif lainnya seperti peternakan domba dan ayam, pembibitan lalat maggot, budidaya ikan lele, konveksi, serta pemanfaatan lahan tidur untuk pertanian mandiri.
Menteri Agus memberikan apresiasi kepada Kepala Lapas Kelas IIA Garut Rusdedy, atas inisiatif dan kemampuannya mengenali potensi lokal yang ada. Salah satu kunci keberhasilan Lapas Garut, menurut Menteri Agus, adalah keterlibatan aktif Rusdedy dalam berbagai komunitas lokal di Kota Garut.
“Kalapas harus paham potensi daerah yang dipimpinnya. Di Garut, Pak Rusdedy bergabung dengan beberapa komunitas lokal. Dari situ muncul berbagai inisiatif produktif, seperti pengolahan sabut kelapa. Ini bukti bahwa Lapas bisa berkembang jika peka terhadap lingkungan sekitar,” kata Menteri Agus.
Mengakhiri kunjungannya, Menteri Agus meninjau langsung area kerja warga binaan berupa tempat produksi coir shade dan konveksi. Berbagai area kerja yang ada di Lapas Garut menjadi bukti bahwa Lembaga Pemasyarakatan juga dapat menyediakan program pembinaan kemandirian yang memberikan dampak nyata bagi warga binaan dan masyarakat.