“Saya kira dalam jangka 30 tahun, minimal bisa menahan rob yang terjadi. Akan selesai pada Agustus 2024. Ini nanti kalau baik, penataan kampung nelayan baik, nanti bisa direplikasi, bisa dicopy (dicontoh) daerah lain. Paling tidak, ada contoh dulu,” katanya.
Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, proyek ini dibangun di area dengan luas lahan 56 hektare. Selain pembangunan tanggul, terdapat juga rumah pompa untuk memaksimalkan pengendalian banjir di wilayah pesisir.
“Robnya, kita bikin pertama bangun bendung tanggul sepanjang 3,6 kilometer, sudah nutup semua. Kita bikin tanggul dari pelabuhan terus sampai sini semua 3,6 kilometer. Kita tutup, tidak ada rob masuk di Tambaklorok. Tapi kalau ada hujan air ke mana, ada kolam tampungan. Ada dua, 8 hektare dan 12 hektare. Kita tampung, ada pompa. Rumah pompa belum jadi, kapasitas 3x500 liter per detik. Masing-masing dua operasi, satu cadangan,” ucapnya.
Saat ini, progres pembangunan sudah berjalan mencapai 85 persen. Basuki mengatakan, terdapat kendala dalam prosesnya, yakni soal pembebasan lahan. Namun, saat ini terus diupayakan oleh Pemerintah kota Semarang. “Ada kolaborasi, selesai semua Agustus,” katanya.
Lebih lanjut, Basuki juga berharap proyek ini bisa menjadi percontohan daerah lain. Untuk Kota Semarang sendiri juga sudah punya beberapa Polder untuk penanganan kawasan pesisir. Namun, lanjutnya, memang masih membutuhkan tenaga pompa untuk mengontrol luapan air mengingat wilayah dekat pantai.