JAKARTA, iNews.id - Survei internal Badan Pemenangan Nasional (BPN) Capres Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno dinilai tidak sesuai kenyataan di lapangan. Survei yang menyebutkan elektabilitas Prabowo-Sandi lebih unggul dari Jokowi-Ma'ruf Amin itu dinilai hanya untuk memengaruhi opini publik.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengatakan, survei internal BPN sengaja dibuat untuk merespons hasil beberapa lembaga survei yang menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul rata-rata 20 persen atas Prabowo-Sandi.
"Tujuan mereka memengaruhi persepsi masyarakat. Itu hal yang normal saja," ujar Ace, Jakarta, Selasa (12/3/2019).
Dia mencontohkan, survei terbaru yang dirilis lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukkan tren kenaikan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin unggul dengan selisih 22,8 persen dari pesaingnya Prabowo-Sandi. Sementara, survei internal BPN mengklaim Prabowo 48 persen berbanding 46 persen untuk Jokowi.
Menurutnya, TKN tidak mengumumkan survei internal, namun hampir seluruh lembaga survei profesioanal saat ini menyebut Jokowi-Ma'ruf unggul. "Jadi, siapa yang mau percaya survei internal BPN," katanya.
Sebelumnya Koordinator Juru Bicara BPN Prabowo-Sandi, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan, hasil survei internalnya berbanding terbalik dengan hasil survei sejumlah lembaga. SMRC, misalnya, dalam survei nasional terbaru mereka yang dipublikasikan pada Minggu (10/3/2019) menunjukkan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf pada Pilpres 2019 sebesar 54,9 persen, sementara Prabowo-Sandi sebesar 32,1 persen.
Menurutnya, elektabilitas Prabowo-Sandi saat ini sudah di angka 54 persen-an, sedangkan Jokowi-Ma'ruf di angka 40 persen-an. "Jadi kami yakin beberapa hari ini pada saat pencoblosan Prabowo Sandi itu bisa menang diatas angka 60 persen," ucapnya, Senin (11/3/2019).