JAKARTA, iNews.id – Wilayah yang memberikan sumbangan suara signifikan bagi pasangan Joko Widodo (Jokowi) dan Ma’ruf Amin di Pilpres 2019 antara lain yaitu Jawa Tengah dan Sulawesi Utara. Di dua provinsi itu, margin keunggulan perolehan suara paslon 01 itu diklaim sangat signifikan.
Di Jawa Tengah, misalnya, dari 4.889.023 suara sah yang sudah masuk, sebanyak 3.709.993 (75,88 persen) memilih Jokowi-Ma’ruf. Sementara, pasangan Prabowo-Sandiaga hanya mendapatkan 1.179.030 suara (24,12 persen).
Di Sulawesi Utara, dari 231.288 suara sah yang sudah masuk, sebanyak 175.043 (75,68 persen) memilih paslon 01. Hanya 56.245 suara (24.32 persen) yang memilih paslon 02.
“Seperti komitmen kami sejak awal bahwa Direktorat Relawan dan Saksi TKN (Tim Kampanye Nasional) Jokowi-Ma’ruf setiap hari akan memberikan laporan berkenaan dengan perolehan suara hasil real count berdasarkan C1 dari saksi-saksi kami tersebar di seluruh Indonesia,” ujar Direktur Relawan dan Saksi TKN Jokowi-Ma’ruf, Lukman Edy, saat jumpa pers di Jakarta, Kamis (25/4/2019).
Pantauan dari portal pemilu2019.kpu.go.id pada pukul 15.30 WIB tadi, suara sah yang masuk sudah meliputi 276.249 TPS (tempat pemungutan suara) dari total 813.350 TPS di seluruh Indonesia, atau mencapai 33.96 persen. Capres-cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin masih unggul dengan perolehan sementara 56,09 persen atau 29.123.044 suara. Sementara, pesaingnya Prabowo-Sandiaga meraih 43,91 persen atau 22.795.516 suara.
Lukman mengklaim, dari 35 kabupaten kota yang ada di Jawa Tengah, tidak ada satupun kabupaten yang dimenangkan paslon 02. “Kami memperoleh 75,88 persen suara, sedangkan pihak 02 hanya 24,12 persen. Data itu tidak jauh beda, malah lebih sedikit kemenangan kami dibandingkan dengan real count KPU. Berdasarkan data real count KPU untuk wilayah Jawa Tengah, kami sudah mendapat 77,02 persen, sementara kubu Prabowo 22,9 persen,” ucapnya.
“Jadi, klaim kemenangan kubu 02 di Jawa Tengah, setelah kami selidiki hanya bohong belaka. Serupa seperti yang sudah-sudah, kubu 02 hanya menghitung keunggulan mereka di 105 TPS dari 135.391 TPS yang ada di Jawa Tengah. Jadi hanya 0,1% saja sampel TPS yang mereka ambil, dan itu di blow up menjadi kebohongan publik,” kata dia.