Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Perindo ini mengaku sedari awal sudah mencium adanya agenda politik di balik aksi Reuni 212. Bagi dia, aksi Reuni 212 hanya 'kedok' yang sebenarnya akan digunakan untuk kepentingan konsolidasi politik pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno.
"Sejak awal publik juga sudah tahu kalau ini sarat muatan politik. Reuni 212 berbalut konsolidasi politik," ujar Rofiq.
Meski begitu, dia tidak mempersoalkan jika kubu tim pemenangan Prabowo-Sandiaga membantah ada gerakan politis di dalam aksi Reuni 212.
Sebelumnya, Habib Rizieq Shihab menyerukan perubahan di Indonesia yang menurutnya sedang dalam kondisi carut marut. Perubahan yang dimaksudnya ialah 2019 ganti presiden.
Padahal, Bawaslu telah melarang Reuni 212 dijadikan sebagai ajang kampanye terlebih diisi materi bermuatan ujaran kebencian (hate speech) terhadap capres dan cawapres yang akan bertarung pada Pilpres 2019 mendatang.