JAKARTA, iNews.id - TNI menjelaskan konsep airdrop helibox yang dikirim ke wilayah-wilayah terdampak bencana Sumatra yang sulit dijangkau melalui pendaratan langsung. Pasalnya, beredar video bernarasi bantuan yang disalurkan oleh TNI ke warga terdampak bencana di Sumatra hanya kardus kosong.
Komandan Batalyon Perbekalan Angkutan (Perbekang) 5 ARY, Letkol CBA Supriyanto menuturkan, bantuan dijatuhkan menggunakan prosedur baku dengan muatan yang sahih, sesuai kaidah keselamatan penerjunan udara. Dia memaparkan secara rinci mekanisme pengemasan logistik dengan metode airdrop tersebut.
“Setiap helibox yang diterjunkan telah melalui inspeksi setelah diisi, diperiksa oleh anggota, dan disaksikan perwira. Baik sebelum dinaikkan ke truk maupun sebelum dimuat ke pesawat. Isinya dicek, tali dan lakbannya dipastikan kuat,” ujar Supriyanto yang bertugas sebagai Komandan Tim Rigger Airdrop pada Satgas Udara, Senin (22/12).
“Tidak mungkin helibox kosong bisa ikut diterjunkan,” tuturnya.
Dia menjelaskan, helibox memiliki tinggi sekitar 73 sentimeter (cm), sementara muatan logistik di dalamnya berada di kisaran 30 cm. Hal itu menyisakan rongga di bagian atas sekitar 35–37 cm. Secara kasat mata, kondisi tersebut kerap terlihat seolah kosong, padahal muatan telah terikat dan terpatri di bagian dalam.
“Batas maksimal berat helibox adalah 5 kilogram. Jika diisi penuh, beratnya bisa mencapai 9 kilogram dan berisiko rusak saat airdrop. Karena itu, muatan tidak diisi sampai penuh ke atas. Inilah yang sering menimbulkan salah sangka,” ucapnya.