Ia mengatakan syarat ketat itu mutlak harus dipenuhi jika ingin melahirkan SDM unggul. Sebab menurutnya, Indonesia bisa menjadi negara maju, jika anak bangsanya kompeten di bidang STEM.
"Saya diskusi sama presiden. Presiden bilang, 'Silahkan SDM', dan saya bikin daftar tidak boleh dipungut biaya, tidak ada surat-surat rekomendasi," jelas Prabowo.
Ketua Umum Partai Gerindra itu memandang saat ini ketertarikan anak muda Indonesia di bidang STEM masih rendah dengan lulusan hanya berkisar 206.000 orang. Angka ini jauh berada dibawah Tiongkok yang melahirkan nyaris lima juta sarjana bidang STEM setiap tahunnya.
"Kita harus belajar kebangkitan Tiongkok itu, sebenarnya ditandai oleh apa yang disebut revolusi STEM," kata Prabowo.