“Saat ini ada 70-an distributor ventilator yang dapat memasok 231 jenis/tipe ventilator impor. Dengan kondisi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, terjadi keterbatasan stok ventilator impor, sementara belum ada ventilator lokal produksi asli Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri,” ujar Ketua Tim Ventilator UI Basari, melalui keterangan tertulis, Selasa (7/4/2020).
Ketua Program Studi Teknik Biomedik FTUI ini menjelaskan, dalam praktiknya ada 2 tipe ventilator yaitu ventilator yang digunakan di ruang ICU dengan mode lengkap dan ventilator transport biasanya hanya satu mode dan bisa digunakan dalam kondisi darurat atau emergency.
Dekan FKUI Ari Fahrial Syam menambahkan, tim UI fokus pada Ventilator Transport karena beberapa hal, yakni ketersediaan sparepart lokal lebih banyak, PDP dan pasien positif Covid-19 yang mengalami gagal napas membutuhkan ventilator transport untuk perjalanan dari rumah ke rumah sakit, serta mode ventilasi yang dapat diatur.
Hal senada diungkapkan Dekan FTUI Hendri DS Budiono. Dia mengatakan, biaya pembuatan COVENT-20 lebih rendah bila dibandingkan dengan tipe ventilator transport komersial yang tersedia saat ini.
“CONVENT-20 juga memiliki ventilasi multimode, hemat energi dengan baterai lithium-ion, memiliki bentuknya ringkas dan sederhana, pengoperasian yang mudah, serta menggunakan filter bakteri sehingga aman digunakan baik untuk PDP dan maupun pasien positif Covid-19,” ujarnya.
Saat ini Tim Ventilator UI telah menyelesaikan proses kalibrasi awal COVENT-20 di perusahaan Kalibrasi PT Medcalindo dengan hasil yang menjanjikan. Tahapan selanjutnya yaitu pengujian di Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), dan uji klinis di RSUI sebelum pengurusan izin produksi dan izin edar dari Kementerian Kesehatan dan produksi massal.
Inovasi ventilator karya UI ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan rumah sakit di Indonesia.