Alasan ketiga, mayoritas dari senjata nuklir Rusia diproduksi di era tahun 1960 hingga 1970-an, dan mereka semua diproduksi di Ukraina. Dia mengingatkan terkait apa yang terjadi dengan senjata-senjata ini ketika usianya sudah tua, sekitar 50-60 tahun.
"Selama 30 tahun, setelah kemerdekaan Ukraina, setiap tahun sekelompok insinyur, ahli, dan ilmuwan Ukraina pergi ke Rusia dan memastikan maintenance misil berjalan dengan baik. Karena kalau tidak ada maintenance, kalau seandainya misil itu meledak di base bahkan sebelum diluncurkan, itu berbahaya," ujar Vasyl.
Maka dari itu, perlu adanya maintenance dan testing rutin karena misil-misil nuklir ini sudah menua. Dan sejak tahun 2014, tidak ada satupun ahli dari Ukraina yang pergi ke Rusia untuk melakukan maintenance.
"Jadi misil-misil itu tidak memperoleh maintenance selama delapan tahun terakhir, dan kami dari Ukraina tidak pernah melakukan transfer teknologi dan pengetahuan ke Rusia. Mereka tidak bisa maintenance, dan kalau mereka pintar, mereka pasti tahu bahwa misil-misil itu tidak akan aman untuk diluncurkan tanpa maintenance," tuturnya.
Vasyl Hamianin mengatakan perang antara Rusia-Ukraina ini ikut melibatkan Eropa dan dunia. Skala invasi ini sangat terduga di abad ke-21, dan setelah perang ini, dunia, menurut Vasyl, tak akan lagi sama. Hal ini karena Rusia sebagai agresor merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB.