Penelitian tersebut, melalui serangkai proses. Pertama, dia mengungkapkan, mengecek obat yang mau dipakai itu mengandung racun (toxic) atau tidak bagi tubuh. Kedua, mengecek atau meneliti potensi obat tersebut untuk membunuh atau daya killing virus corona.
Pada tahap ketiga, Purwati menuturkan, peneliti mengecek sampai seberapa lama efektivitas obat tersebut. Kemudian, juga mengecek beberapa faktor inflamasi dan anti-inflamasi.
"Dari penelitian ini, dari 14 regimen obat yang kita teliti, akhirnya kita mendapatkan 5 kombinasi regimen obat yang memunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus untuk menghambat virus itu masuk ke dalam sell target dan juga untuk menghambat atau menurunkan perkembangbiakan daripada virus itu di Cell," tutur.
"Hal ini kita ikuti mulai bertahap, mulai dari 24 jam, 48 jam, dan 72 jam maka virus tersebut dari yang jumlahnya ratusan ribu maka di sini menjadi un-detected," kata Purwati.