Unsur intrinsik berikutnya adalah alur, yaitu jalinan peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Sederhananya alur terdiri atas tiga tahapan yaitu perkenalan, tahap pertikaian (konflik), dan tahap penyelesaian (ending).
Dalam cerita yang ditulisnya, pengarang biasanya menggunakan alur maju (konvensional) atau alur mundur dengan teknik kilas (alur konvensional).
Tokoh dalam cerita yang dibuat oleh pengarang biasanya memiliki karakter atau watak yang khas. Dalam sebuah cerita, biasanya cerita berpusat pada tokoh utamanya.
Pengenalan watak tokoh biasanya dilakukan di awal cerita. Namun, pengenalan tokoh utama dapat dilakukan dengan du acara, yakni sebagai berikut.
-Cara Analitik
Penggambaran watak tokoh yang secara langsung dilakukan oleh pengarang.
-Cara Dramatik
Penggambaran watak tokoh yang tersirat dalam rangkaian cerita, misalnya melalui deskripsi fisik, keadaan sekitarnya, atau dialog antar tokoh.
Unsur intrinsik yang keenam adalah gaya bahasa. Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah.
Pengolahan bahasa harus didukung oleh pemilihan kata (diksi) yang tepat. Gaya juga merupakan cara pengungkapan seseorang yang khas bagi seorang pengarang.
Unsur intrinsik yang terakhir adalah amanat. Amanat adalah pesan yang disampaikan dalam sebuah cerita. Pesan yang disisipkan dalam cerita biasanya bersifat implisit, sehingga pembaca akan memperoleh pesan jika membaca seluruh isi cerita.
Itu tadi unsur intrinsik yang biasa digunakan dalam sebuah cerita pendek atau novel. Dalam menulis cerita, seorang pengarang biasanya akan memperhatikan unsur-unsur intrinsik agar lebih menarik dan jelas. Semoga informasi di atas membantu ya!