JAKARTA, iNews.id - Media sosial digemparkan video seorang perempuan menangis bersama dua anaknya saat diantar pulang kampung. Perempuan tersebut bernama Imelda Safitri, warga Kampung Siti Ambia, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil.
Dia dicerai dan diusir suaminya 2 hari setelah sang suami dinyatakan lulus sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Satpol PP/WH Aceh Singkil. Kisah pilu ini viral di media sosial yang membuat rata-rata netizen emosi atas sikap sang suami.
“Ditemani dari nol, seorang suami tega talak 3 istrinya dan mengusirnya pulang kampung beserta dua anaknya ketika dirinya berhasil lulus PPPK,” tulis akun IG @Delete.id dikutip Rabu (22/10/2025).
Imelda Safitri diketahui berawal dari asal Aceh Selatan. Dijatuhi talak tiga oleh suaminya di rumah mereka di Singkil. Dua hari berselang, sang suami menerima Surat Keputusan (SK) pengangkatan PPPK dengan penuh kebanggaan.
Dalam unggahan curahan hatinya di media sosial, Imelda mengungkap rasa sakit hatinya.
“Jikalau dia merasa tidak cocok lagi dengan saya, mengapa dia bertahan? Sampai-sampai saya masih rela membelikan baju KORPRI untuk dia. Dan dia sendiri yang meminta,” tulis Imelda di akun media sosialnya.
Dia mengenang perjalanan panjang rumah tangganya yang dimulai dari nol.
“Dulu kau datang melamarku kepada kedua orang tuaku. Tapi kini, kau campakkan aku dan kedua anak kita di kampungmu. Setelah lulus PPPK dan menerima SK, kami kamu telantarkan. Bahagialah kalian atas penderitaan kami,” tulisnya lagi.
Video berdurasi sekitar dua menit yang menampilkan kepergian Imelda bersama dua anaknya menggunakan mobil L300 merah jambu menjadi viral di Facebook dan Instagram. Puluhan ibu-ibu kampung Siti Ambia tampak menangis dan memeluk Imelda sebelum mobil berangkat.
Suasana haru menyelimuti perpisahan itu. Tangis warga dan isak anak-anak Imelda menggambarkan luka batin seorang istri yang ditinggal di puncak perjuangan.
Sementara Kepala Desa Siti Ambia, Aswalun, membenarkan kejadian tersebut. Namun dia menegaskan hubungan keduanya memang sudah tidak harmonis, jauh sebelum sang suami diangkat sebagai PPPK.