“Sudah berulang kali kami sampaikan sewaktu pemusnahan agar untuk tidak mengambil maupun menggali tanah, tapi tidak mereka indahkan. Cairan EM4 digunakan untuk mempercepat pembusukan dan mencegah biji tumbuh kembali. Mengandung bakteri yang tidak layak dikonsumsi dan bisa menimbulkan gangguan kesehatan,” ujar Domu Sinaga.
Domu menegaskan pihaknya sudah memberi sosialisasi sejak awal, namun warga tetap membandel. Potensi gangguan pencernaan bahkan keracunan terbuka lebar jika mangga tersebut dikonsumsi.
Aksi ini langsung menuai sorotan netizen. Banyak yang menyayangkan tindakan tersebut dan menganggapnya mencerminkan rendahnya kesadaran akan bahaya pangan ilegal.
"Indonesia rakyatmu pada kenapa sih,” tulis @__creamy97.
"Kalian kenapa sih?,” tulis @syifafzh
"Kalo gua sedih liat yg kayak gini, salah ngga?,” tulis @myhiddennarcissism.
Ungkapan itu mencerminkan keresahan publik akan fenomena pembangkangan terhadap otoritas demi alasan ekonomi atau ketidaktahuan. Kasus mangga ilegal di Asahan ini menjadi pengingat keras pangan yang masuk tanpa prosedur karantina bisa membahayakan kesehatan. Terlebih jika sudah dimusnahkan dengan cairan bakteri, mengambilnya kembali jelas sangat berisiko.
Masyarakat diimbau untuk patuh terhadap peringatan petugas karantina demi keselamatan bersama. Jangan korbankan kesehatan hanya demi buah-buahan yang seharusnya sudah jadi limbah berbahaya.