"Kudeta PKI pada 18 September 1948 itu jelas tidak ada hubungan dengan Orba, CIA atau Amerika Serikat. Tetapi terkait dengan dukungan dari Partai Komunis Uni Soviet. Mereka bukan hanya melakukan pemberontakan, tapi tragedi kemanusiaan, dan kudeta terhadap Pemerintah RI yang sah," ujarnya.
"PKI bahkan sudah berhasil menetapkan Ibukota dan mendeklarasikan negara mereka di teritorial RI, yaitu Negara Republik Soviet Indonesia. Mereka juga umumkan Musso sebagai Presiden dan Amir Syarifuddin sebagai Perdana Menteri mereka,” katanya.
Dia mengatakan bahwa narasi menyesatkan tersebut diperparah dengan kemunculan Kamus Sejarah Indonesia yang disusun Ditjen Kebudayaan Kemendikbud.
Menurut dia, dalam jilid 1 Kamus tersebut yang membahas periode Indonesia dipersiapkan dari tahun 1900-1950, lanjutnya, malah tidak disebutkan peran-peran besar ulama dan umat Islam yang aktif ikut menghadirkan Sumpah Pemuda.
Tetapi justru yang banyak disebutkan oleh kamus tersebut adalah PKI dan tokoh kkomunis. “Jong Islamietn Bond, KH Hasyim Asyari dengan resolusi jihad, KH Mas Mansoer dan KH Wahid Hasyim (BPUPKI), Mr Syafrudin P (dengan PDRI-nya) dan M Natsir (dengan Mosi Integral untuk kembali ke NKRI) tidak disebut," paparnya.
Lebih lanjut, HNW mengatakan padahal dengan pemahaman sejarah yang baik dan utuh tersebut, pemuda termasuk mendapatkan keteladanan dan kebanggaan atas perjuangan para tokoh bangsa.
Tujuannya agar Indonesia dan cita-cita kemerdekaan dan reformasi dapat terus diwujudkan dan diwariskan kepada generasi berikut, mensukseskan Indonesia Emas Tahun 2045.