JAKARTA, iNews.id - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut fenomena hujan es di beberapa wilyah Indonesia masih berpotensi terjadi hingga Maret atau April mendatang. Adapun fenomena tersebut merupakan salah satu fenomena cuaca ekstrem yang terjadi dalam skala lokal.
Fenomena ini ditandai dengan adanya jatuhan butiran es yang jatuh dari awan serta dapat terjadi dalam periode beberapa menit.
Deputi Bidang Meteorologi, Guswanto menjelaskan bahwa hujan es dapat terjadi karena dipicu pola konvektifitas dalam skala lokal-regional yang signifikan. Kecepatan downdraft dari awan Cb, kata Guswanto memberikan pengaruh yang signifikan yang dapat mengakibatkan butiran es yang keluar dari awan tidak mencair secara cepat di udara.
Ketika sampai jatuh ke permukaan bumi pun masih dalam berbentuk butiran es yang dikenal dengan fenomena hujan es.
“Mengingat potensi cuaca ekstrem berupa puting beliung, hujan es, hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang masih dapat terjadi hingga Maret-April mendatang,” kata Guswanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (21/2/2022).
Bersamaan dengan itu, BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem lainnya. Apalagi, dampak yang dapat ditimbulkan dapat diikuti beberapa bencana hidrometeorologi.
“Maka BMKG memberikan imbauan kepada masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya potensi cuaca ekstrem tersebut serta dampak yang dapat ditimbulkan berupa bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, jalan licin, pohon tumbang,” ungkapnya.