“Sementara itu, periode Maret-April merupakan masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau (pancaroba), yang ditandai dengan cuaca ekstrem seperti hujan lebat berdurasi singkat, petir, angin kencang, serta kemungkinan terjadinya angin puting beliung dan hujan es di beberapa wilayah,” kata dia.
Dwikorita memastikan, BMKG terus memperkuat koordinasi dengan berbagai pihak terkait, termasuk kementerian, lembaga dan pemangku kepentingan untuk memastikan kelancaran arus mudik lebaran 2025. Salah satu upaya mitigasi adalah pengaturan jalur penyeberangan padat seperti Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk berdasarkan kondisi cuaca, guna memastikan keselamatan perjalanan.
BMKG juga telah mengintegrasikan informasi cuaca dengan sistem Dynamic Message Sign (DMS) yang terpasang di ruas-ruas tol Jabodetabek dan akan diperluas ke Jawa Tengah serta Jawa Timur.
Informasi cuaca berbasis dampak atau Impact-Based Forecasting (IBF) juga akan terus diperbarui secara real-time melalui berbagai platform BMKG, termasuk situs web, aplikasi InfoBMKG, media sosial, SMS Blast, serta posko-posko BMKG di daerah.