3. Sering menambal ban
Ban tubeless memiliki lapisan fluid sealant yang berfungsi mempertahankan kerapatan ban, sehingga ban tidak akan langsung kempis jika tertusuk benda tajam. Meski terkesan lebih tahan banting daripada ban dalam, sebaiknya pengendara tidak menambal ban tubeless lebih dari empat kali karena dapat membuat permukaan ban menjadi tidak rata, dan mengurangi daya cengkram yang nantinya berisiko terhadap kecelakaan. Segera ganti ban tubeless saat muncul benjolan atau retakan halus pada permukaan ban.
4. Tekanan angin terlalu tinggi
Setiap pabrikan mobil biasanya memberikan rekomendasi tekanan ban ideal, sesuai jenis dan berat mobil, misalnya SUV 35-40 psi, sedan 30-33 psi, dan city car 30-36 psi . Mengisi tekanan angin ban sesuai rekomendasi membuat laju kendaraan lebih ringan dan menghemat bahan bakar.
Sebaliknya, tekanan angin yang tidak sesuai rekomendasi pabrikan kendaraan justru membuat keausan ban tidak merata lantaran bagian tengah ban mendapatkan gesekan berlebih dibanding area samping.
5. Mencuci ban pakai deterjen
Deterjen dengan kandungan alkali tinggi berisiko mengikis lapisan pelindung karet ban, sehingga dapat membuat elastisitas ban berkurang dan mudah retak. Ditambah lagi perubahan suhu dan kelembaban tinggi saat musim hujan membuat ban lebih cepat aus dan berbahaya saat digunakan di jalan basah.
Sebaiknya, pengendara mencari pengganti deterjen untuk membersihkan ban. Gunakan sabun khusus mobil dengan kandungan pH balance untuk menjaga kelenturan karet ban .
“Perawatan ban mobil juga tidak lepas dari memilih ban yang sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi kendaraan. Untuk wilayah tropis seperti Indonesia, pilih ban dengan dukungan teknologi drainase dan daya cengkram optimal yang akan bermanfaat saat musim hujan seperti saat ini,” kata Apriyanto.
Itulah lima hal yang sering diabaikan pengendara mobil yang membuat ban cepat rusak.