JAKARTA, iNews.id - Industri komponen kendaraan saat ini sedang tertekan dengan gempuran mobil listrik impor yang mendapat insentif dari pemerintah. Kondisi ini membuat industri otomotif Indonesia menekan produksinya sehingga penggunaan komponen dalam negeri berkurang.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor (GIAMM), Rachmat Basuki mengatakan, kondisi ini membuat sejumlah industri komponen kendaraan harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan finansial.
"Dikarenakan pasar domestik terus turun sejak tahun 2022 sampai sekarang, sebagai industri komponen yang supply ke pabrik mobil, supply-nya juga turun," ujar Rachmat.
Bukan hanya mobil listrik impor, truk tambang yang diimpor dari China juga berimbas pada industri komponen. Kebijakan impor kendaraan dari pemerintah membuat industri otomotif dalam negeri menjadi goyah.
"Ditambah akhir-akhir ini banyak CBU baik EV maupun truk tambang yang mengakibatkan supply komponen ke pabrik mobil yang dirakit di Indonesia semakin turun. Ya karena supply terus menurun, otomatis untuk bertahan kita juga harus mengurangi karyawan, terutama industri komponen yang tidak punya kemampuan ekspor," katanya.
Rachmat menuturkan pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah terkait agar industri komponen kembali menguat. Salah satunya adalah mengajukan insentif berbasis TKDN untuk kendaraan yang diproduksi di dalam negeri.