JAKARTA, iNews.id - Teknologi hidrogen atau Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) saat ini sedang dikembangkan beberapa produsen sebagai mobilitas masa depan. Tapi, kendaraan tersebut sulit direalisasikan akibat biayanya masih tinggi dibandingkan mesin bensin atau listrik.
Mantan Menteri Perhubungan dan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), Ignasius Jonan, mengatakan kendaraan hidrogen belum bisa diadopsi di Indonesia. Sebab, belum ada infrastruktur yang mendukung penggunaannya.
"Ini akan terjadi. Kalau saya masih hidup 20 tahun lagi, mungkin ini bisa datang. Tapi sekarang, saya pikir belum memungkinkan," kata Jonan dalam diskusi Gaikindo International Automotive Conference (GIAC) di ICE BSD City, Tangerang, belum lama ini.
Seperti diketahui, Toyota menjadi salah satu brand yang sangat terbuka dalam pengembangan kendaraan hidrogen. Tapi, kendaraan tersebut masih dipamerkan belum dijual secara resmi. Jonan mengatakan mobil hidrogen akan memiliki harga sangat mahal apabila dijual di Indonesia. Menurutnya, harganya bisa mencapai 200.000 hingga 300.000 dolar AS atau setara Rp3-4 miliaran.
"Harganya tinggi. Saya tidak berpikir mobil hidrogen akan muncul dalam waktu dekat. Karena kalau muncul sekarang, jelas belum terjangkau oleh masyarakat. Sekarang itu mustahil. Biayanya bisa mencapai 200.000-300.000 dolar AS," ujarnya.