JAKARTA, iNews.id - Kebijakan insentif mobil listrik impor (CBU) memberi dampak besar terhadap industri otomotif Indonesia. Salah satu yang paling terdampak adalah industri komponen lokal. Sebab, kendaraan CBU dibawa utuh tanpa memanfaatkan komponen yang diproduksi di dalam negeri.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan, Industri Kecil dan Menengah (IKM) merasakan dampak besar dari banyaknya mobil listrik impor yang didatangkan ke Tanah Air.
"Dampaknya jadi ke kandungan lokal yang berperan banyak untuk industri kendaraan bermotor kita, karena ini ada tier satu, tier dua dan sebagainya," ujar Kukuh dalam diskusi Polemik Insentif BEV Impor di kantor Kemenperin, Jakarta, Senin (25/8/2025).
Sebagai informasi, penjualan mobil listrik impor mengalami kenaikan besar. Hingga saat ini, kendaraan CBU meningkat 17 persen di segmen menengah.
"Pada 2024, kendaraan listrik itu semakin banyak namun ini menekan kendaraan-kendaraan yang sudah diproduksi di dalam negeri. Sementara kendaraan yang sudah diproduksi dalam negeri itu adalah kendaraan TKDN tinggi berkisar 80-90 persen," katanya.
Kukuh mengatakan Gaikindo mendapat keluhan dari pelaku industri komponen di Indonesia. Sebab, mobil listrik yang diproduksi secara lokal saat ini mengalami penurunan penjualan.