"(Pabrikan China) memiliki teknologi dalam kendaraan yang jauh lebih unggul. Teknologi Huawei dan Xiaomi ada di setiap mobil. Anda masuk, Anda tidak perlu memasangkan ponsel Anda. Secara otomatis, seluruh kehidupan digital Anda dicerminkan di dalam mobil," ujar Farley.
Dia merasa saat ini persaingan bukan hanya tentang mobil listrik, tapi dominasi teknologi dari brand asal China secara global. Sebab, ini menjadi nilai jual mereka dan memasarkannya dengan harga yang jauh di bawah rivalnya.
"Kami sedang bertarung sengan China secara global dan ini bukan hanya tentang EV. Kalau kami kalah dalam hal ini, tidak ada masa depan untuk Ford. China adalah 'gorilla 700 pon' di industri kendaraan listrik. Mereka benar-benar mendominasi pasar global dan akan semakin besar di luar negeri," ujarnya.
Farley juga mengatakan saat ini porsi kendaraan listrik asal China akan bertahan di sekitar 5 persen dalam waktu dekat, sebelum meningkat seiring hadirnya model dengan harga lebih terjangkau.