"Di Mei itu kita masih unggul. Januari-Mei kita unggul. Passenger-nya kalah kita, karena Malaysia lebih tinggi. Tapi total, karena ada komersial akumulasinya kita lebih tinggi," ujarnya.
Sebagai informasi, Gaikindo memasang target penjualan sebesar 900.000 unit mobil sepanjang 2025. Sementara akumulasi wholesales Januari-Juli 2025, penjualan mobil baru mencapai 453.390 unit.
Angka tersebut turun 10,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, atau lebih rendah 48.860 unit. Sedangkan penjualan ritel pada periode yang sama juga minus 10,8 persen, dari 508.041 unit menjadi 453.278 unit pada 2025.
Penjualan Mobil di Malaysia
Sebelumnya diberitakan, Malaysia mencatat kinerja penjualan kendaraan roda empat melampaui Indonesia di kawasan Asia Tenggara dalam setahun terakhir. Keberhasilan ini didorong dominasi merek lokal yang kuat di pasar domestik, seperti Perodua dan Proton, yang mampu menguasai pangsa pasar hingga 63 persen.
Berdasarkan data kuartal II tahun 2025, Malaysia berhasil menjual 183.366 unit mobil dengan populasi 34,1 juta jiwa dan pendapatan per kapita 13.395 dolar AS. Sebaliknya, Indonesia yang memiliki populasi jauh lebih besar, yakni 283 juta jiwa dengan pendapatan per kapita 4.919 dolar AS, hanya mampu mencatat penjualan 169.578 unit pada periode yang sama.
Di Malaysia, kontribusi merek lokal terbukti menjadi penopang utama industri otomotif, bahkan mengungguli performa merek global, seperti Toyota dan Honda. Sementara itu, pasar otomotif Indonesia masih didominasi pabrikan asing dari Jepang, Korea, dan China, sehingga pangsa pasar untuk merek nasional belum signifikan.
Pertumbuhan besar juga terlihat pada segmen kendaraan ramah lingkungan. Penjualan kendaraan listrik murni (BEV) di Malaysia meningkat 91 persen secara tahunan hingga mencapai 12.733 unit pada paruh pertama 2025. Kendaraan hybrid juga naik 12 persen dengan total penjualan 17.480 unit di periode yang sama.