JAKARTA, iNews.id - Penjualan mobil bekas di Indonesia pada tahun ini mengalami kenaikan. Namun kondisi ni berbanding terbalik dengan penjualan mobil baru yang terus menurun.
Peneliti senior Riyanto dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEMFEB UI) menjelaskan, saat ini masyarakat Indonesia lebih senang membeli mobil bekas lantaran harga mobil baru naik lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan inflasi.
"Memang mobil bekas dari tahun 2013 ke 2023 naik tiga kali lipat, dari cuma 500 ribu unit jadi sekarang sudah 1,4 juta unit. Pergeseran mobil bekas ini akibat dari tidak terjangkaunya, karena harga mobil dan pendapatan per kapita makin jauh gap-nya," kata Riyanto di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
"Pendapatan antara harga makin lebar. Kalau pengetatan kredit berlaku tentu saja membuat pasar semakin kecil, karena pengetatan yang demikian. Karena itu, ini ranahnya OJK yang harus menyadari juga," ujarnya.
Dia menjelasakan pertumbuhan per kapita dari 2000 ke 2013 itu 28,26 persen. Sementara periode 2013 ke 2022, pendapatan per kapita hanya 3,65 persen. "Itu kan jauh banget, karena itulah penjualan mobilnya 2013 ke 2022 itu minus 1,6 persen rata-rata per tahun," katanya.
Kondisi ini membuat masyarakat Indonesia beralih ke mobil bekas. Pasalnya, mereka bisa mendapatkan kendaraan yang sesuai keinginan dengan dana yang mereka miliki.
"Dari hasil survei kita bisa tunjukkan di Jawa yang membeli mobil tahun 2023 itu 63 persen mobil bekas. Sementara di Sumatera tidak setinggi Jawa, walaupun pilhannya mobil bekas lebih dominan 56 persen," ujar Riyanto.