Mengungkap Mitos Seputar Pelumas Kendaraan di Masyarakat

Riyandy Aristyo
Banyak mitos di kalangan pemilik kendaraan baik mobil maupun motor tentang penggantian pelumas atau oli. (Foto:

BOGOR, iNews.id - Bagi pemilik kendaraan baik mobil maupun motor, mengganti pelumas atau oli pada kendaraan sudah menjadi kewajiban. Namun, banyak mitos yang dipercaya masyarakat tentang pelumas kendaraan yang belum jelas kebenarannya.

Hal ini mendapat perhatian Technical Specialist PT Pertamina Lubricants Agung Prabowo. Dia mengungkapkan berbagai hal tentang oli. Dia juga membantah beberapa mitos soal pelumas yang beredar di masyarakat.

1. Oli diganti setelah batas maksimal dicapai

Mengenai penggantian oli, menurut Agung memang sebaiknya dilakukan sesuai yang disarankan pada buku panduan kendaraan. Biasanya setiap pabrikan menetapkan masa pakai oli untuk kendaraan produksi mereka, baik berdasarkan periode waktu maupun jarak tempuh.

"Tapi jika kendaraan dirasa kurang perform sebelum masa itu, tak ada salahnya dicek ke bengkel. Jika harus ganti oli, ya ganti. Karena banyak hal yang membuat oli harus segera diganti, salah satunya berkurangnya volume secara ekstrem akibat cuaca atau suhu mesin," jelasnya.

Rata-rata menetapkan penggantian oli setelah menempuh 5.000 - 10.000 km perjalanan untuk mobil, dan setiap 1.000-3.000 km untuk motor. "Jangan memaksakan patokan itu. Kalau mobil memang sudah terasa tidak enak, sebaiknya lakukan pergantian," tegasnya.

2. Larangan ganta-ganti merek oli

Kerap berganti merek oli apa bermasalah? Menurut Agung, hal itu tidak masalah bagi kendaraan. Hal yang harus diperhatikan oleh pemilik kendaraan adalah jenis olinya, bukan merek. Setiap pabrik kendaraan pasti sudah merekomendasikan jenis oli tertentu untuk produk mereka.

"Sebenarnya bukan masalah merek A atau B, tapi jenis olinya. Mudahnya begini, gunakan saja jenis oli yang direkomendasikan oleh pabrik. Mau merek apapun, yang penting spesifikasinya sama," kata Agung.

3. Oli sudah berwarna hitam pekat harus diganti

Warna oli yang hitam pekat belum tentu berarti cairan itu sudah tak segar dan harus segera diganti. Fungsi oli adalah membersihkan mesin dari kotoran yang menempel sehingga justru aneh jika warnanya tak berubah pekat setelah pemakaian.

"Justru oli yang bagus itu jika disaring terdapat banyak kotoran, karena memang tugasnya kan melumasi, melubrikasi mesin, dan meredam suhu panas mesin. Jadi jika oli pekat dan kotor, bukan berarti sudah tak bagus," jelasnya.

4. Mengganti oli sebelum perjalanan panjang

Ada pemilik kendaraan yang selalu mengganti oli setiap akan melakukan perjalanan jarak jauh. Memang tidak salah, tetapi menurut Agung sebaiknya kita melihat dulu situasi dan kondisi jalan yang akan dilewati.

Kalau perjalanan tersebut diketahui akan membutuhkan performa mobil yang maksimal, ada baiknya gunakan oli baru. Tapi jika hanya perjalanan biasa ke luar kota, tak perlu mengganti. Tunggu saja hingga batas akhir pemakaian atau sesuai rekomendasi bengkel.

5. Jangan ganti dari oli sintetis ke konvensional

Pilihan antara oli sintetis atau konvensional, menurut Agung, tidak masalah, selama jenis oli yang digunakan sesuai dengan anjuran pabrik.

"Jika mobil terbiasa menggunakan oli sintetis, terus enggak boleh gitu menggunakan oli konvensional? Itu tidak benar. Yang salah adalah mengganta-ganti jenis oli," jawab Agung.

6. Ganti oli juga ganti filter

Mengenai penggantian filter oli, kata Agung tergantung pada kondisi komponen tersebut. Jadi, tak harus selalu diganti setiap mengganti oli. Beberapa buku panduan, lanjutnya, memang menyarankan untuk mengganti filter oli setiap 20.000 km untuk mobil, dan 10.000 km untuk motor, atau mengacu pada 2 hingga 3 kali penggantian oli kendaraan.

Walau demikian, biasanya saat servis kendaraan mekanik bengkel akan menjelaskan apakah filter oli kendaraan itu perlu diganti atau tidak.

Dia mengingatkan, hal paling penting bagi pemilik kendaraan mengetahui karakter mesin yang digunakan dan oli yang cocok untuknya. Pertamina Lubricants, menurutnya, terus mengembangkan pelumas yang paling tepat untuk kendaraan di Indonesia.

"Kami selalu melakukan kajian, terkait populasi mesin kendaraan yang beredar di Indonesia, serta jenis oli yang cocok digunakan. Banyak jenis oli yang kami produksi, menggambarkan banyaknya jenis mesin yang membutuhkan oli sesuai peruntukan kendaraan tersebut, mulai dari yang standar hingga racing," papar Agung.

Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait
Aksesoris
10 hari lalu

Kembangkan Pelumas, Mobil Bangun Pusat Teknologi di Indonesia 

Aksesoris
14 hari lalu

Otomotif Tumbuh, Produsen Pelumas Tingkatkan Penetrasi Pasar di Indonesia 

Aksesoris
1 bulan lalu

Otomotif Perlahan Tumbuh, Ini Langkah Mobil Lubricants Tingkatkan Penetrasi Pasar

Aksesoris
2 bulan lalu

Ada 3 Jenis Pelumas Full Synthetic, Semi Synthetic dan Mineral, Intip Perbedaannya

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal