Product Planning Wuling Motors, Danang Wiratmoko menjelaskan Wuling Air ev mengusung motor listrik berdaya maksimal 30 kW. Tenaga yang dihasilkan disalurkan melalui transmisi Single Reduction Gear ke roda belakang.
"Sebagai sumber listrik, Wuling Air ev menggunakan baterai lithium ferro-phosphate (LFP) berkapasitas 17,3 kWh untuk tipe Standard Range dengan jarak tempuh hingga 200 kilometer. Sementara untuk tipe Long Range memiliki kapasitas baterai 26,7 kWh dapat menempuh jarak hingga 300 kilometer dalam kondisi terisi penuh," ujarnya.
Lalu, pada bagian eksterior bergaya future-tech pada Wuling Air ev ditunjukkan melalui Illuminous Wuling Logo dan minimalist dual-tone color scheme. Berbagai fasilitas modern yang disematkan mulai dari Electric Power Window, Multifunction Steering Wheel, hingga USB Charging Port.
Wuling juga membenamkan teknologi pintar Internet of Vehicle (IoV) dan Wuling Indonesian Command (WIND) pada Air ev. Untuk varian Long Range, Wuling memberikan beberapa fitur tambahan, seperti Integrated Floating Widescreen dengan layar meter cluster dan head unit berukuran 10,25 inci, keyless entry, synthetic leather seat, Smart Start System, serta Extended Horizon LED DRL.
Wuling menyematkan fitur safety yang lengkap pada mobil ini. Terdapat dua airbag yang melindungi pengemudi dan penumpang baris pertama serta rangka kokoh. Kemudian, sistem pengereman didukung rem cakram pada roda depan dan belakang, ABS, EBD, TPMS, Sound Module for pedestrian Warning serta ISOFIX. "Khusus Wuling Air ev Long Range turut ditambahkan dengan Electronic Stability Control (ESC) dan Electric Parking Brake dengan AVH serta HHC," kata Danang.
Seperti diketahui, pemerintah telah memberikan kemudahan untuk mobil listrik dengan TKDN minimal 40 persen melalui insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen. Lewat subsidi tersebut, konsumen yang sebelumnya harus membayar PPN mobil listrik sebesar 11 persen, kini hanya perlu membayar 1 persen.
Selain itu, mobil listrik bebas aturan pembatasan kendaraan ganjil genap di kota-kota besar Indonesia. Adapun untuk biaya operasional mobil listrik terhitung lebih murah dibandingkan kendaraan kovensional (Low Cost of Ownership). Di mana biaya perawatan berkala diklaim hanya berkisar sekitar Rp3,9 juta per 100.000 km.