Di sisi lain, rival utama Xiaomi di industri kendaraan listrik, Huawei, turut menanggapi isu ini. Mereka menegaskan komitmennya terhadap standar keselamatan berlapis yang diterapkan pada lini kendaraan pintar mereka.
Dilansir Carnewschina, Huawei menjelaskan mobil besutannya menggunakan sistem proteksi multi-layer untuk mencegah korsleting atau ledakan baterai. Langkah ini dinilai sebagai bentuk transparansi dan tanggung jawab perusahaan terhadap isu keselamatan pengguna.
Bagi Xiaomi, tragedi ini menjadi ujian besar di tengah ambisinya memperluas pasar kendaraan listrik pintar. Xiaomi SU7, yang diluncurkan dengan antusiasme tinggi pada awal tahun ini. Sebelumnya mereka dipuji karena desain futuristik dan teknologi terintegrasi dengan ekosistem perangkat pintar Xiaomi.
Namun, insiden ini bisa memengaruhi persepsi publik terhadap keamanan mobil listrik buatan mereka. Tragedi tersebut kini menjadi sorotan luas di dunia maya, dengan banyak warganet menuntut peningkatan standar keselamatan baterai dan sistem otonom pada seluruh kendaraan listrik di China.
Pihak keluarga korban berharap agar insiden serupa tidak terulang, pemerintah diminta memperketat regulasi. Selain itu, memastikan bahwa ambisi menuju masa depan mobil listrik tidak mengabaikan satu hal paling penting, yaitu keselamatan manusia.