Menurutnya sensor justru mendeteksi benda-benda yang kemudian dianggap sebagai manusia. Padahal di saat itu sama sekali tidak ada orang.
Menurutnya, benda-benda tersebut memiliki bentuk yang terlihat mirip dengan manusia. Alhasil sensor memproyeksikannya seperti manusia.
"Sebaiknya memang perlu pembaruan perangkat lunak karena kesalahan pendeteksian yang dilakukan sensor," ujar Dr Jessada Denduangboripant.
Lebih lanjut, dia mengatakan pembaruan perangkat lunak sangat diperlukan guna menghindari potensi kerugian yang dialami oleh pengguna jalan. Pasalnya, sensor tersebut jelas keliru dalam melakukan pendeteksian.