JAKARTA, iNews.id - Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tantangan serius terkait pasar yang stagnan dan pola persaingan harga yang semakin meruncing pada akhir-akhir ini. Fenomena masuknya merek-merek otomotif baru, terutama dari China, dengan strategi harga agresif namun minim investasi riil, menjadi sorotan banyak pihak.
Ketua Umum Indonesia Center for Mobility Studies (ICMS) Munawar Chalil menilai perang harga terlihat menguntungkan dalam jangka pendek, namun perlu dikaji lebih jauh dampaknya terhadap industri dalam jangka panjang.
"Upaya kami adalah untuk mencari solusi agar semua dapat menjalankan bisnis secara adil dan berkesinambungan,” ujarnya dalam dalam Dialog Industri Otomotif Nasional bertajuk “Perang Harga vs Pembangunan Industri: Siapa Untung, Siapa Tertinggal?” di ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025, ICE BSD, Tangerang, Kamis (31/7/2025).
Sejumlah isu penting yang dibahas meliputi bagaimana pemerintah dapat berperan mengangkat daya beli konsumen melalui skema kebijaksanaan seperti pada masa pandemi Covid-19 tahun 2020, mengingat setidaknya 1,5 juta tenaga kerja bergantung pada rangkaian industri otomotif.