JAKARTA, iNews.id - Tesla terus melebarkan sayapnya dengan membangun pabrik di beberapa negara penting. Bahkan, mereka berencana mendirikan Gigafactory di Indonesia. Namun, ini gagal terwujud.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani mengungkapkan sulitnya terjalin kesepakatan karena tidak ada kesamaan visi antara Indonesia dan Tesla. Di mana Tesla ingin berinvestasi pada sektor energi baru terbarukan. Sementara Indonesia masih menggunakan energi tak terbarukan, seperti batu bara.
"Kebetulan saya involve langsung berbicara dengan Tesla. Salah satu (alasan) mereka mengalihkan investasi bukan ke kita karena mereka bilang sebagai (produsen) ev car (mobil listrik) tentunya ingin semuanya bersih," ujar Rosan saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, seperti dikutip dalam kanal YouTube Komisi VI DPR RI Channel.
Rosan menjelaskan persoalan energi terbarukan menjadi pertimbangan bagi investor. Sebab itu, lebih banyak investor yang beralih ke Malaysia, Vietnam, dan Thailand, ketimbang Indonesia.
"Kalau mereka masuk ke kawasan industri kita tetapi energinya masih dari fosil fuel kayak coal, enggak in line dengan visinya. Ini yang kita tidak bisa pungkiri ke depan akan seperti itu (menggunakan energi hijau). Nah, kita ini yang mohon maaf, agak tertinggal," tuturnya.