Budi sendiri mengatakan saat ini sejumlah produsen belum berani membangun pabrik di Indonesia karena masih melihat pasar motor listrik. Ini yang membuat jumlah APM yang masuk dalam program subsidi Rp7 juta tak banyak.
“Sekarang ada bermacam-macam pabrikan, ada yang dari sepeda sekarang ke motor listrik. Ini pasti bertahan lebih baik, karena mereka punya sumber daya. Ada yang juga sifatnya test market dulu, setelah ada pasarnya baru mereka bikin pabrik,” ujarnya.
Mengenai spesifikasi motor listrik, Budi mengatakan saat ini Aismoli terus berdiskusi dengan produsen agar menemukan titik terang mengenai komponen, seperti baterai dan motor penggerak, agar seragam ke depannya.
“Ini lagi kita pikirkan oleh Aismoli, kita sebagai asosiasi ini juga harus menjaga agar member-member kita ini bermain pada kualitas yang baik. Tujuannya agar pasar percaya kalau motor listrik ini berkelanjutan,” ucapnya.
“Kita memang punya kepentingan agar semua produsen menjaga kualitas, jangan speknya sampai tidak bagus. Ini juga harus ada kerja sama antara pemerintah dan asosiasi, supaya melakukan kesepakatan agar barang-barang yang masuk itu sudah sesuai standard dan sesuai ekspektasi konsumen,” kata dia.