JAKARTA, iNews.id - Salah satu penghambat perkembangan kendaraan listrik di Indonesia adalah harga masih mahal dan stasiun pengisian daya masih minim. Namun, bila dibandingkan antara sepeda motor dengan mobil, kendaraan roda dua dinilai lebih siap.
Saat ini, terdapat 15 industri perakitan sepeda motor listrik yang sudah mendapatkan Nomor Identifikasi Kendaraan (NIK) dari Kementerian Perindusrian (Kemenperin). Pemerintah pun didorong untuk meningkatkan penetrasi kendaraan listrik di segmen roda dua. Apalagi pengguna sepeda motor lebih banyak yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat.
Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Riyanto melihat rentang harga antara motor bensin dengan sepada motor listrik tidak telalu jauh. Sebaliknya, dibandingkan di segmen roda empat harganya paling murah di atas Rp400 juta hingga miliaran rupiah.
"Saya kira bicara kesiapan dalam implementasi kendaraan listrik, sepeda moto lebih siap. Rentanga haraganya tidak telalu jauh dengan sepeda motor konvensional," ujarnya, dalam webinar dengan Fowot dan Forwin di Jakarta, baru-baru ini.
Terkait baterai, lanjut dia, sepeda motor bisa menggunakan sistem isi ulang (swap). Jadi ketika infrastruktur stasiun pengisian baterai masih minim, sistem ini bisa menjadi solusi.
"Jika pemerintah ingin mendorong kendaraan listrik, penetrasi sepeda motor bisa lebih awal. Misal bagi konsumen yang membeli atau menukar dengan motor lisrik bisa mendapat subsidi," katanya.