“Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Kalau swap itu modalnya gede karena dia harus menyiapkan baterai itu beberapa. Kalau saya jadi pengusaha swap, minimum menyiapkan dua baterai. Kalau yang biasa tidak sebesar itu modalnya. Jadi keduanya berbeda,” ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Kepala Kantor Staf Presiden itu mengungkapkan bahwa produsen kendaraan listrik yang akan menentukan jenis baterai. Untuk itu, penting melakukan pertemuan dari berbagai industri demi mempercepat prosesnya.
“Saya pikir nanti yang akan mengikuti industrinya. Kalau saya punya perusahaan sepeda motor, saya harus setting ini bisa pakai swap atau biasa. Ini yang harusnya dipikirkan oleh para pebisnis, kalau tidak nanti malah terpecah,” ucapnya.
Untuk saat ini, baru ada beberapa jenis motor listrik yang menggunakan skema tuker baterai atau swap. Di antaranya adalah Smoot Tempur, Smoot Zuzu, dan Gesits, yang bekerja sama dengan PT PLN (Persero), Grab, dan SWAP Energi.