Dyon menyampaikan bahwa infrastruktur di Indonesia untuk kendaraan listrik masih belum memadai. Namun, dirinya senang karena pemerintah terus menggenjot hal tersebut dan memberikan insentif yang memudahkan konsumen dalam memiliki kendaraan listrik.
“Kami mengkhawatirkan ketersediaan baterai dan stasiun pengisian. Kalau ada ribuan atau puluhan ribu motor listrik keluar, charging station tidak tersedia bagaimana? Jadi kita harus melakukannya step by step,” ujarnya.
Yamaha memang menjadi salah satu produsen kendaraan roda dua yang sudah memulai perencanaan kendaraan listrik sejak puluhan tahun lalu. Melihat kebijakan pemerintah mengenai kendaraan listrik membuat mereka semakin bergairah.
“Pemerintah Indonesia juga tak langsung mewajibkan 100 persen kendaraan listrik, hanya menargetkan 20 persen penggunaan kendaraan listrik pada 2025. Jadi, kami akan mengikuti arahan pemerintah,” ucapnya.
Namun, Yamaha juga terus mempersiapkan motor listrik untuk pasar global karena berbagai negara sudah menerapkan aturan emisi yang sangat ketat. Untuk itu, pabrikan berlogo garpu tala itu berusaha untuk menghadirkan motor listrik terbaik.
“Tapi kalau mengenai (regulasi) EV secara global di seluruh dunia maupun Indonesia, saya rasa semua produsen harus mengikuti,” ungkapnya.