LONDON, iNews.id - Aston Martin berharap dapat memperoleh dana segar 6,73 miliar dolar AS atau sekitar Rp100 triliun saat go public di London Stock Exchange, bulan depan. Produsen Inggris itu berencana menjual sekitar 25 persen saham dalam penawaran umum perdana (IPO).
Dilansir dari Carscoops, Minggu (23/9/2018), seorang bookrunner untuk IPO mengatakan, Aston Martin telah menerima pesanan saham yang dijual dengan harga di kisaran antara 4,02 miliar pounds dan 5,07 miliar pounds (5,33 miliar dolar AS - 6,73 miliar dolar AS).
Aston bermaksud mengumumkan harga akhir untuk sahamnya pada 3 Oktober nanti, sebelum melantai di London Stock Exchange, sekitar 8 Oktober mendatang.
Produsen mobil tersebut sangat ingin meningkatkan nilainya karena kepergian Inggris dari Uni Eropa (Brexit) bulan depan. Langkah ini dapat meningkatkan biaya produksi karena banyak pemasok berasal di UE. Selain itu, mereka dapat terpukul dengan tarif pada semua model kendaraan yang dijualnya di Uni Eropa.
Untuk membantu mengatasi hal tersebut, Aston Martin telah membangun pasokan mesin dan komponen di wilayah lain. "Kami memiliki stok mesin dan kami memiliki gudang yang sangat besar di Wellesbourne (di Inggris tengah), di mana kami memiliki setidaknya lima hari stok mobil," kata Kepala Eksekutif Andy Palmer.
"Jika ada tarif ... untuk setiap mobil kita kehilangan karena tarif 10 persen ke Eropa. Kita (Inggris) mungkin mengambil dari Ferrari dan Lamborghini, karena jelas mobil mereka menjadi lebih mahal di Inggris," ujarnya.