Direktur OLXmobbi Agung Iskandar menegaskan bahwa pihaknya terus menjaga kualitas kendaraan yang dipasarkan di platform tersebut. Menurutnya, selama GIIAS 2025, mobil yang dijual maupun ditukar lewat OLXmobbi rata-rata masih dalam kondisi sangat baik.
"Kami menerapkan standar ketat, termasuk memastikan kendaraan bebas dari banjir, agar konsumen selalu mendapatkan mobil bekas (mobkas) berkualitas. Dengan pencapaian yang meningkat tahun ini, kami berharap OLXmobbi bisa terus berkontribusi dalam menggerakkan roda bisnis otomotif nasional,” tuturnya.
Tingginya minat terhadap mobil ICE dan HEV juga dipengaruhi oleh tingkat depresiasi harga yang lebih rendah dibandingkan BEV. Berdasarkan data OLX, rata-rata penurunan harga mobil ICE dan HEV berada di kisaran 10–15 persen per tahun, sedangkan BEV mengalami depresiasi lebih tinggi, yakni 35–60 persen per tahun.
Fenomena ini menunjukkan bahwa meski mobil listrik menjadi arah masa depan otomotif, nilai jual kembali (resale value) kendaraan listrik masih menghadapi tantangan besar. Hal ini disebabkan oleh cepatnya muncul model-model BEV baru dengan fitur lebih canggih dan harga yang semakin kompetitif, serta terbatasnya lembaga pembiayaan yang bersedia mendanai pembelian mobil listrik bekas.
Tren ini juga terlihat di pasar otomotif Sumatra Selatan, khususnya di Kota Palembang, di mana mobil ICE dan hybrid masih mendominasi transaksi mobil bekas. Banyak masyarakat di daerah ini yang mempertimbangkan efisiensi bahan bakar dan harga jual kembali sebagai faktor utama sebelum beralih ke kendaraan listrik.