3. Sasis Bus
India mungkin bisa dikatakan lebih unggul dalam urusan sasis bus karena memiliki kerangka buatan lokal, yakni Tata. Berbeda dengan Indonesia yang sejauh ini masih menggunakan sasis dari luar negeri seperti Mercedes-Benz, Scania, Volvo, dan Hino.
Sasis bus buatan Tata bisa dikatakan memiliki spesifikasi standar, tapi tetap aman dan nyaman. Seperti diketahui, India juga menerapkan regulasi yang cukup ketat dalam mengeluarkan izin operasi bus, mengingat beban berat kerja bus.
4. Sopir Bus
Sopir bus baik di Indonesia maupun India tidak jauh berbeda. Mereka sama-sama mengutamakan kecepatan dan ketepatan waktu. Ini untuk mengejar target waktu atau penumpang dari perusahaan.
Kecuali untuk bus eksekutif kenyamanan menjadi utama. Kecepatan juga dibatasi tidak boleh lebih dari 100 km per jam. Namun, India yang terkenal dengan kemacetannya membuat sopir bus lebih agresif, terutama di jam-jam sibuk.
5. Jarak Tempuh
PO bus merupakan salah transportasi massal yang harus memiliki izin trayek atau rute perjalanan yang ditempuh. Indonesia dan India sama-sama memiliki aturan tersebut, namun perbedaannya di jarak tempuh.
Di India, PO bus hanya melayani trayek paling jauh 1.000 km dan rata-rata hanya melayani di bawah 1.000 km. Untuk trayek terjauh yaitu rute New Delhi – Manali – Humachal Favifahan yang menempuh jarak sekitar 1.000 km.
Sementara di Indonesia, PO bus bisa melayani trayek dengan jarak hampir 3.000 km. Sebut saja PO Rasa Sayang yang melayani rute Bima – Jakarta (PP). PO Putera Pelangi juga melayani trayek yang cukup jauh, yakni rute Banda Aceh – Jakarta (PP).