Rian menuturkan, gambar wayang di PO Bimo yang sudah berdiri sejak 1984 sudah menjadi identitasnya. Dulu dipasang di bagian belakang sama seperti PO Haryanto. Namun, saat ini dipindah ke bagian tengah.
Dia menilai mendandani bus sangat penting untuk menarik perhatian penumpang terutama anak muda terhadap bus. Kesan bus seram pun hilang.
Rian mengaku saat masih mengelola PO Haryanto terakhir memiliki 220 bus AKAP. Selain itu, ada bus pariwista yang digarap sang adik. Jadi total ada 300-an unit yang tersebar di beberapa tempat.