JAKARTA, iNews.id - Ada beberapa jenis kelas yang ada di tim balap MotoGP. Seperti diketahui, MotoGP menjadi ajang balapan sepeda motor paling prestisius di dunia saat ini.
Namun, ajang balap MotoGP banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Seperti pergantian generasi pembalap, regulasi baru, hingga tim-tim baru yang meramaikan MotoGP.
Berbicara tim balap yang ada di MotoGP, publik biasanya hanya tahu dua kelas saja, yakni tim pabrikan atau factory team dan tim satelit atau satellite team. Padahal, ada beberapa kelas tim balap lain yang ada di MotoGP atau yang pernah ada di ajang balap kuda besi paling bergengsi tersebut.
Lantas, kelas apa saja yang ada di tim balap MotoGP? Berikut ini adalah ulasannya yang dirangkum iNews.id, Kamis (13/10/2022).
Tim Pabrikan adalah tim utama yang berdiri sendiri oleh sebuah pabrikan. Misalnya saja, tim Repsol Honda, Yamaha Monster Energy, Suzuki Ecstar, dan Ducati Team.
Pendanaan Factory Team biasanya disokong oleh pabrik motor itu sendiri dan sponsor utama. Dalam hal aturan Tim Pabrikan juga dikenai ketentuan sendiri saat berlaga di MotoGP.
Tim Pabrikan hanya diberi jatah 7 buah mesin per musim. Saat kompetisi berjalan, mesin yang terdaftar itu disegel atau istilahnya Engine Freezed dan dilarang melakukan pengembangan lagi hingga musim kompetisi berakhir. Selain itu, regulasi untuk tim pabrikan adalah pengisian maksimal bahan bakar yakni 22 liter.
Tim Satelit adalah tim yang masih terhubung dengan Tim Pabrikan. Bisa dibilang, Tim Satelit adalah anak atau turunan dari Tim Pabrikan.
Tim Satelit memiliki hubungan kepemilikan motor, bantuan tekni, hingga pembagian staff dan pembalap dengan tim pabrikan. Tidak seperti Tim Pabrikan yang selalu memakai teknologi terupdate, Tim Satelit hanya bisa memakai teknologi motor bekas Tim Pabrikan yang digunakan di musim sebelumnya.
Tim Satelit biasanya juga sering mendapat kru hingga pembalap titipan dari Tim Pabrikan. Contoh Tim Satelit adalah LCR Honda, Marc VDS Honda, Avintia Ducati, RedBull KTM, Pramac Ducati, dan Yamaha Petronas SRT.
Kelas CRT hanya ada pada 2012 sampai 2013 saja. Pasalnya, MotoGP saat itu sampai kekurangan peserta karena mahalnya biaya untuk terjun balapan. Musim 2011 sebelumnya, hanya ada 4 pabrikan, 10 tim, dan 17 pembalap reguler yang ikut kompetisi. Itupun semakin menyusut menjadi 12 motor saja yang ikut balapan di musim berikutnya.
Oleh sebab itu, kelas CRT menjadi solusi pada musim 2012. CRT berstatus Privateer Team dan bukan sebagai Tim Non Pabrikan atau tidak terkait dengan tim manapun. CRT memakai mesin motor produksi massal seperti Honda CBR1000RR, Kawasaki ZX-10R, Aprilia RSV4, dan BMW S1000RR yang di modifikasi untuk racing.
Pada musim 2014, kelas CRT dihilangkan. Namun, muncul kelas baru lagi yakni Open Class. Open Class dibentuk karena kondisi tim di luar Tim Pabrikan sulit berkembang dan bersaing.
Open Class diberi jatah 12 mesin untuk satu musim dan bahan bakar 24 liter saat balapan. Tim Open Class tidak boleh menggunakan elektronik sendiri, melainkan semua perangkatnya diatur oleh Dorna.
Pada tahun 2016, Open Class ditiadakan dan format kelas MotoGP kembali menjadi 2 saja, yakni Tim Pabrikan dan Tim Satelit.
Kelas ini hampir mirip Tim Satelit. Bedanya, jika Tim Satelit memakai mesin dari Tim Pabrikan musim lalu, maka Tim Satellite Factory Support hanya memungut sasis Tim Pabrikan saat itu. Part lain seperti suspensi dan rem tetap berbeda dari Tim Pabrikan.
Cal Crutchlow adalah pembalap Tim Satelit yang pernah merasakan Factory Support ketika memakai motor LCR Honda. Ada juga Fabio Quartararo saat di tim Petronas SRT Yamaha.