Jika Aries mendapat julukan sebagai Spiderwoman Indonesia, maka atlet panjat tebing lainnya, Kiromal Katibin, dijuluki sebagai Spiderman asal Indonesia. Prestasi yang sangat membanggakan dan membuat nama Kiromal diakui dunia adalah ketika ia memecahkan rekor sebagai atlet tercepat dalam kejuaraan International Federation of Sport Climbing (IFSC) di Prancis pada Juni 2022.
Atlet yang akrab disapa Kiki ini lahir di Batang, 21 Agustus 2000. Ia sudah mulai menekuni olahraga panjat tebing sejak usianya baru menginjak 7 tahun. Kiki mengikuti kejuaraan tingkat daerah pada tahun 2009 dan kejuaraan nasional 2 tahun setelahnya. Dari situlah, bakat dan kebolehan Kiki semakin terlihat hingga mampu mewakili Indonesia di kejuaraan internasional.
4. Eko Yuli Irawan
Nama lifter asal Lampung, Eko Yuli Irawan, harum dan dikenal dunia sebagai atlet angkat besi sukses asal Indonesia. Ia berhasil membawa pulang medali perak untuk Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020.
Prestasi di ajang Olimpiade ini bukanlah yang pertama bagi Eko. Total, ia sudah mendapatkan 4 medali pada 4 Olimpiade berturut-turut. Di Beijing 2008, Eko memboyong medali perunggu di kelas 56 kg. 4 tahun berselang, ia juga berhasil unjuk gigi dan membawa pulang medali perunggu di Olimpiade London. Selanjutnya, Eko turut membawa medali perak bagi Indonesia pada Olimpiade Rio de Janeiro tahun 2016.
5. Dick Sudirman
Bagi para pecinta olahraga terutama bulu tangkis, kejuaraan piala Sudirman atau Sudirman Cup tidaklah asing. Nama kejuaraan itu rupanya diambil dari nama mantan atlet sekaligus legenda bulu tangkis Indonesia, Dick Sudirman.
Lahir di Pematang Siantar, 29 April 1922, Dick Sudirman merupakan sosok yang mendirikan organisasi PBSI (Persatuan Bulu Tangkis Indonesia). Ia juga adalah tokoh di balik bergabungnya IBF (federasi bulu tangkis internasional) dan BWF (federasi bulu tangkis dunia).
Ia merasa bahwa kedua kubu tersebut seharusnya bisa menjadi 1 badan organisasi. Melalui pertemuan di Bandung, 28 Mei 1979, Dick Sudirman menyampaikan usulannya tersebut. Dua tahun berselang, ide Dick Sudirman berhasil disetujui hingga. IBF kemudian bersatu dengan BWF, kemudian menyandang nama BWF, seperti yang dikenal hingga saat ini.
Dick Sudirman wafat pada 10 Juni 1986 lantaran menderita stroke. Karena jasanya sangat besar bagi dunia bulu tangkis, sahabat Dick Sudirman, Suharso Suhandinata, mengusulkan kepada Presiden IBF kala itu, Arthur Jones, untuk mengadakan kejuaraan Piala Sudirman demi mengenang Dick Sudirman. Usulan itu diterima dan Piala Sudirman digelar untuk pertama kalinya pada 1988. Dick Sudirman masuk dalam Hall of Fame BWF tahun 1997.