Pemain yang kini menempati peringkat lima dunia itu menilai bahwa sebagai atlet dewasa, ia membutuhkan ruang gerak yang lebih luas, baik dalam mengatur jadwal, manajemen tim, maupun dalam mengembangkan potensi pribadi.
“Di usia saya sekarang, saya merasa perlu untuk bisa lebih fleksibel. Nggak bisa semuanya harus sesuai aturan baku. Saya ingin mencoba mengelola karier dengan tim sendiri, dan saya masih punya semangat besar untuk terus berprestasi,” lanjutnya penuh semangat.
Keputusan Jonatan mengikuti jejak Axelsen ini tentu menjadi sorotan, mengingat ia adalah salah satu pemain andalan tunggal putra Indonesia.
Tidak hanya Jojo, Chico Aura Dwi Wardoyo juga keluar dari pelatnas. Kini, hanya Anthony Sinisuka Ginting yang tersisa sebagai pemain senior tunggal putra di Pelatnas PBSI.
Langkah Jojo menandai babak baru dalam kariernya, sekaligus membuka peluang besar untuk menjelajahi dunia bulu tangkis dengan cara yang lebih mandiri dan mungkin lebih berani.