Kiprah Alan Budikusuma mulai tersorot saat menjuarai tunggal putra junior di Jakarta Open pada 1985 pada usia 17 tahun. Kemudian Thailand Open pada 1989.
Segudang prestasi telah diraihnya termasuk meraih gelar juara dunia pada 1991. Alan Budikusuma juga pernah membawa Tim Indonesia meraih Trofi Thomas Cup pada gelaran 1996 di Hongkong.
Alan Budi Kusuma kemudian memutuskan gantung raket usai Olimpiade Atlanta 1996. Bersama istrinya Susy Susanti, dia memilih untuk mencoba peruntungannya di dunia bisnis.
Mereka merambah ke dunia bisnis aparel olahraga yang dikenal dengan merek dagang Astec. Astec merupakan kepanjangan dari nama sang pemiliknya yakni Alan Susy Technology (Astec) dengan nama perusahaan PT Astindo Jaya Sport.
Bisnis aparel olahraga ini digeluti Alan Budi Kusuma dan Susy Susanti sebagai langkah untuk tetap berkontribusi pada dunia bulu tangkis Indonesia.
Astec dikenal rutin menggelar turnamen bulu tangkis kategori usia. Hal ini tentunya bertujuan untuk menjadi wadah bagi para bibit-bibit muda bulutangkis Indonesia mengembangkan bakatnya.