Lebih jauh, Bagnaia menegaskan fokus bukanlah masalah. Dia merasa motor yang digunakannya tidak bekerja sebagaimana mestinya, terutama saat keluar tikungan di mana dia terus disalip pembalap lain.
“Saya selalu fokus, tidak pernah kehilangan kendali. Saya selalu memberikan yang terbaik dan hari ini, meskipun memberikan segalanya, saya tetap finis di posisi kedelapan, seperti yang sudah saya katakan,” ungkapnya.
Masalah pada akselerasi motor membuat Bagnaia semakin frustrasi.
“Semua orang menyalip saya lagi di tikungan keluar. Saya tidak bisa berakselerasi, dan ini situasi yang cukup aneh. Saya harap Ducati bisa menjelaskannya,” tegas Bagnaia.
Kekecewaan itu semakin besar ketika dia membandingkan ritmenya dengan para rival. Sejak awal balapan, dia melihat Marc Marquez dan Marco Bezzecchi tampil jauh lebih baik.
“Saya melihat sejak awal balapan, mereka, Bez dan Marc, melakukan semuanya lebih baik: pengereman, masuk tikungan, keluar tikungan. Saya tahu mereka pembalap yang kuat, tapi tertinggal 12 detik di sirkuit di mana saya biasanya bisa membuat perbedaan adalah hal yang tidak saya mengerti dan tidak bisa saya terima,” pungkasnya.
Bagi Bagnaia, hasil di Austria tentu menjadi alarm keras jelang seri-seri berikutnya. Ducati kini dituntut memberikan analisis dan solusi cepat agar sang juara bertahan bisa kembali bersaing memperebutkan kemenangan. Pasalnya, jika performa buruk ini berlanjut, dominasinya di MotoGP bisa terancam oleh para rival yang semakin percaya diri.