Bagi Marga, ini merupakan kali kedua dirinya mentas di Piala Dunia Woodball setelah debut pada edisi 2013 silam. Kali ini, dia mengaku lebih siap tempur karena sudah mampu membaca kekuatan lawan-lawannya.
"World Cup ini jadi yang kedua, waktu 2013 juga pernah. Sekarang lebih siap dan lebih tahu kekuatan lawan dibanding waktu pertama kali tampil. Apalagi ini mainnya dari PON ke World Cup sangat dekat, jadi auranya masih terbawa, on fire banget untuk berjuang," jelas Marga.
Kesuksesan ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, terutama dalam menghadapi tim-tim kuat seperti China, Hong Kong, dan Taiwan. Para atlet Indonesia menunjukkan performa yang luar biasa dan semangat juang yang tinggi sehingga mampu menandingi lawan-lawan tangguh tersebut.
“Kami tentu sangat bangga dengan pencapaian para atlet di World Cup 2024. Khususnya karena Indonesia dapat mengawinkan gelar juara di single stroke putra dan putri. Ini menunjukkan bahwa Indonesia bukan jago kandang, tapi kita bisa melihat bagaimana para atlet on fire, sangat bersemangat dan berjuang untuk bisa menang,” ucap Aang Sunadji, Ketua Umum Pengurus Besar Indonesia Woodball Association (IWbA).
“Ini adalah hasil kerja keras semua pihak, termasuk para atlet, pelatih, dan tentu saja dukungan dari pengurus provinsi yang sudah berkomitmen untuk melahirkan atlet-atlet hebat woodball yang telah membawa harum nama bangsa di kancah dunia,” ucapnya.