Race Director Borobudur Marathon 2025, Andreas Kansil, menegaskan perubahan status menjadi Elite Label tidak mengubah pilihan pihak penyelenggara terkait dukungan hidrasi.
"Kami memang terus memastikan dan menjamin kualitas water station yang dapat memenuhi kebutuhan cairan sesuai standar internasional. Maka dari itu kami kembali menggandeng Le Minerale sebagai official mineral water," kata Andreas.
Tahun ini pula, Borobudur Marathon menghadirkan rute baru yang menawarkan pengalaman berbeda. Meski rute berubah, tanjakan legendaris tetap menjadi ciri khas yang tidak dilepas begitu saja.
Untuk mendukung para pelari menaklukkan medan ini, water station tersebar di titik-titik strategis: 24 titik untuk full marathon, 10 titik untuk half marathon, dan 3 titik untuk kategori 10K.
Medical Doctor Borobudur Marathon 2025, dr. Wawan Budisusilo Sp.KO, menjelaskan pentingnya pengaturan jarak antar water station di iklim tropis.
“Penempatan water station setiap jarak tertentu ini sangat penting untuk menentukan hydration point di sebuah running event, apalagi event marathon di cuaca yang panas. Kalau kita bandingkan dengan di luar negeri, jarak antar water station mereka lebih jauh karena perbedaan iklim," katanya.
"Indonesia yang beriklim tropis memerlukan strategi hidrasi yang lebih intensif. Kita standby di kilometer-kilometer awal sampai tengah setiap 2,5 km. Makin jauh jaraknya, makin tinggi kebutuhan hidrasi dan mineral, sehingga jarak antar water station akan semakin pendek. Yang penting bukan hanya soal cairan, tapi juga penggantian mineral yang hilang melalui keringat. Kita harapkan pelari memanfaatkan asupan mineral ini dengan baik," ujarnya.
Head of Public Relation and Digital Le Minerale, Yuna, menyampaikan apresiasi atas kepercayaan yang diberikan penyelenggara.
“Kami sangat berterima kasih kembali dipercaya menjadi official mineral water di event Borobudur Marathon. Dengan rute baru yang penuh tantangan ‘tanjakan cinta’, kami yakin bahwa menjaga kebugaran tubuh para pelari adalah hal utama,” tuturnya.