Kemudian di Tokyo 2020, persiapannya terganggu karena pandemi Covid-19. Tapi Eko tak menjadikan hal itu sebagai alasan untuk menghambat prestasi.
"Saya selalu hampir cedera di setiap Olimpiade sejak 2008. Persiapan paling setengah tahun. Jadwalnya (Olimpiade) Juli-Agustus. Pelatnas bulan dua atau tiga. Waktu singkat tapi harus dapet prestasi membanggakan. Mau tidak mau harus ngepush diri kita sendiri dan risikonya cedera," tuturnya.
"Untungnya dalam keadaan seperti itu saya bisa menenangkan diri. Berdoa di hari pertandingan kita lupakan cedera atau rasa sakit. 2012 tulang kering retak. Tapi tetap positif thingking. Di Tokyo kendalanya pandemic. Di Olimpiade 2020 inginnya lebih dari itu (perak). Tapi dengan terlaksananya Olimpiade saja sudah luar biasa. Harus disyukuri," ucapnya.
Kini Eko tengah bersiap untuk mentas di PON XX Papua 2021. Dia akan turun mewakili Jawa Timur.
"Tampil di PON pasti. Ini tugas daerah. Motivasinya sama. Tidak ada meremehkan lawan tidak meremehkan kejuaraan nasional. Saya fokus seperti Olimpiade," ujarnya.
"Saya sendiri mewakili Jawa Timur. Sekarang berlatih di Jawa Timur. Tanggal 3 ke Papua. Tanggal 6 bertandingan dan minta doanya untuk medali emas."