"Jadi saya bilang ke Jorji -sapaan akrab Gregoria- kamu harus berani mutusin pada saat poin-poin kritis. Kita sudah ada pola latihan pada saat poin kritis seperti apa. Saya cuma mengingatkan saja," tambahnya.
"Jadi pola itu saya ingatkan 'ingat latihan seperti ini', dia ulang memorinya langsung berubah pola mainnya," lanjutnya.
Herli pun menilai apa yang dicapai Gregoria di laga tersebut bukan semata-mata karena dirinya. Tetapi, juga performa sang anak asuh yang tampil berani dalam membuat atau mengubah keputusan.
"Tentunya semuanya tergantung ke Jorjinya. Ternyata dalam keadaan poin kritis dia berani mutusin mengubah pola. Jadi yang hebat Jorjinya. Jorjinya yang hebat," tutupnya.