“Itu adalah musim yang panjang, musim yang rumit. Awalnya performa saya tidak 100 persen, kami kehilangan banyak poin,” kata Martin dilansir dari Speedweek, Rabu (20/12/2023).
“Tetapi, setelah itu saya berada dalam mode menyerang hingga akhir. Beberapa kesalahan memang disayangkan, namun menurut saya ini adalah pertarungan yang bagus hingga akhir,” ujarnya.
Uniknya, Bagnaia merupakan rekan setimnya di Mahindra saat masih berkompetisi di Moto3 pada musim 2015 dan 2016. Alhasil, mereka sering berbagi kamar ketika akhir pekan balapan yang membuat hubungan mereka cukup akrab.
Namun, kini mereka berdua telah menjelma menjadi rival satu sama lain untuk memperebutkan gelar juara MotoGP. Martin sulit mencerna fakta teman sekamarnya dulu kini bersaing dengannya untuk menjadi yang terbaik.
“Ya, itu adalah cerita yang bagus bahwa beberapa tahun kemudian kami berjuang untuk gelar MotoGP, untuk menjadi yang terbaik di dunia. Itu sulit dipercaya,” tutur pembalap berusia 25 tahun tersebut.