Fajar pun mengaku kombinasi servis menjadi kunci keberhasilan untuk mengejar ketertinggalan, sehingga mampu membalikan keadaan di game kedua. Ia juga menilai Hoki/Kobayashi bermain sangat bagus di awal game kedua dan memiliki pertahan solid, sehingga membuatnya kesulitan untuk mendapatkan angka.
"Tadi kuncinya ada di servis, kombinasi servis yang kami gunakan saat tertinggal itu menjadi senjata efektif untuk meraih poin demi poin. Servis pendek, servis panjang dan servis drivenya kami yakinkan lagi," ucapnya.
"Game kedua lawan bermain sangat baik di awal-awal, pertahanan mereka luar biasa, beberapa kali menyulitkan kami dengan serangan baliknya. Kami merasa di sini kami bisa bermain lebih enjoy. Tapi walau sudah masuk final, masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, mengurangi kesalahan-kesalahan sendiri," ujarnya.
Ternyata, kemenangan mereka ada peran Jonatan Christie dan Anthony Ginting. Sukses kedua tunggal putra Indonesia itu menciptakan All Indonesian Final di All England 2024 memotivasi Fajar/Rian untuk juga menembus final.
"All Indonesian Final di tunggal putra menambah motivasi kami. Kami mau juga mempersembahkan gelar All England untuk Indonesia. Jadi kami mau berusaha maksimal," tutur Rian.
Di final, Fajar/Rian akan meladeni unggulan kelima dari Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik, Minggu (17/3/2024) malam WIB.